REFERENSI

RE-LAYOUT KHARISMA SYALAYAN

MINOMARTANI – CONCONGCATUR YOGYAKARTA


SWALAYAN IBU ANDRIANI – PLERET BANTUL

MODEL RAK INDOMARET T. 150 cm

ATRIA GROUP SOLO

WALL MODEL MINIMARKET, TENGAH MODEL INDOMARET

BONANG MART – DEMAK

SPESIFIKASI CLOPEN RACK

SPESIFIKASI CLOPEN RACK

PT. PANCA HARAPAN

KEUNGGULAN

CLOPEN RACK produksi PT. PANCA HARAPAN

Merupakan produk racking system yang cocok untuk dipakai di supermarket, hypermarket, sampai ke toko kecil. Selain dari pada untuk retail, Clopen rack juga amat cocok untuk digunakan di pergudangan.

Clopen rack dibuat dari bahan khusus sehingga dapat digunakan untuk menampung beban yang sangat berat. Dibuat dengan sistim knockdown, mudah disusun dan dibentuk sesuai ukuran ruangan maupun kebutuhan.

Clopen rack sudah dipakai di berbagai supermarket dan pergudangan terkemuka diseluruh Indonesia.

RAK GUDANG

CONTOH RAK GUDANG

Kampion Palembang 01 (2)newKampion Palembang 01 (3)new Kampion Palembang 01 (4)new

gogo1 gogo3 gogo4 gogo5

 

 

SLIDE SHOW MODEL RAK

KLIK DI GAMBAR

CONTOH PRODUK (Slide Show)

KLIK GAMBAR (SLIDE SHOW)

FOTO – FOTO PROJECT REFERENSI

SPBU PASTI PAS, JL. MAGELANG YOGYAKARTA

TOKO OLEH OLEH JL. WATES YOGYAKARTA

PH SWALAYAN KLATEN

MODEL RAK : INDOMARET

MEJA KASIR

RAK PERPUSTAKAAN

RAK BUKUBPPTK 1 BPPTK 2 BPPTK 3

RAK GUDANG

MEMULAI BISNIS SWALAYAN

Definisi Pasar Swalayan

 

 

Supermarket atau pasar swalayan adalah sebuah toko yang menjual segala kebutuhan sehari-hari. Kata yang secara harfiah yang diambil dari bahasa Inggris ini artinya adalah pasar yang besar. Barang barang yang dijual di supermarket biasanya adalah barang barang kebutuhan sehari hari. Seperti bahan makanan, minuman, dan barang kebutuhan seperti tissue dan lain sebagainya.

Jenis Pasar Swalayan

Selain supermarket dikenal pula minimarket, midimarket, dan hypermarket.

Perbedaan istilah minimarket, supermarket dan hypermarket adalah di format, ukuran dan fasilitas yang diberikan. Contohnya
– minimarket berukuran kecil (100m2 s/d 999m2)
– supermarket berukuran sedang (1.000m2 s/d 4.999m2)
– hypermarket berukuran besar (5.000m2 ke atas)
– grosir berukuran besar (5.000m2 ke atas)
Pasar Swalayan atau toko serba ada dibagi dalam jenis:

Minimarket

Sebuah minimarket sebenarnya adalah semacam “toko kelontong” atau yang menjual segala macam barang dan makanan, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket. Berbeda dengan toko kelontong, minimarket menerapkan sistem swalayan, dimana pembeli mengambil sendiri barang yang ia butuhkan dari rak-rak dagangan dan membayarnya dikasir. Sistim ini juga membantu agar pembeli tidak berhutang.

Sebuah minimarket jam bukanya juga lain dari sebuah supermarket, minimarket circle K jam bukanya hingga 24 jam.

Minimarket yang ada di Indonesia adalah Alfamart, Indomaret, Ceriamart, Starmart, Circle K, dan lain-lain.

Midimarket

Ukuran lebih besar sedikit dari minimarket adalah midimarket, di sini sudah dijual daging dan buah2an. Buka bisa 24 jam atau hanya sampai jam 24 saja. Sebagai contoh adalah Alfa Midi, dan sebagian dari jaringan Giant yang dulunya bernama Hero.

Supermarket

Kalau Supermarket semua barang ada, dari kelontong, sepeda, TV dan camera, furnitur, baju, ikan dan daging, buah2an, minuman, pokoknya serba ada kebutuhan sehari-hari. Contohnya Giant Supermarket, Carrefour Express, Sinar Supermarket[Jawa Tengah], Macan Yaohan[Sumatera Utara], Foodmart, Foodmart Gourmet, Super Indo, dan lain-lain

Hypermarket

Di sini hypermarket adalah supermarket yang besar termasuk lahan parkirnya. Sebagai contoh Carrefour, Hypermart, Giant Hypermarket, dan lain-lain.

Grosir

Disini semua barang tersedia sehingga ada bongkar muat di dalam pusat grosir. Contoh Indo Grosir, Makro [Lotte Mart], dan lain-lain

LAYOUT

Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian ruang dan merespon pada perilaku konsumen. Layout ini didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik perhatian konsumen. Penelitian membuktikan bahwa semakin besar produk terlihat oleh konsumen maka penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian investasi semakin tinggi.

Ada 5 ide yang dapat dimanfaatkan dalam pengaturan toko, yaitu :

1. Tempatkan barang2 yang sering dibeli di sekitar batas luar toko

2. Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai nilai keuntungan besar seperti kosmetik, aksesories

3. Distribusikan “produk kuat” yaitu yang menjadi alasan utama para pengunjung berbelanja pada kedua sisi lorong dan letakan secara tersebar untuk bisa lebih banyak dilihat konsumen

4. Gunakan lokasi ujung lorong karena memiliki tingkat pertontonan yang tinggi

5. Sampaikan misi toko dengan memilih posisi yang menjadi penghentian pertama bagi konsumen

Tujuan utama dari layout ini adalah memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki persegi.

Hal ini hanya sebuah contoh dari beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memulai usaha retail/swalayan.

Masih banyak hal lain yang harus diperhatikan seperti :

– Penentuan lokasi yang strategis

– Pencarian dan Pelatihan SDM

– Penataan barang / grouping

– Manajemen Stok

– Pencarian data suplayer

– System komputerisasi

dan masih banyak lagi.

Kami melayani konsultasi dari awal sebelum buka sampai swalayan tersebut bisa beroperasional sendiri.

Info lengkap silahkan HUBUNGI KAMI.

ARTIKEL SEPUTAR BISNIS SWALAYAN

Manajemen Retail Modern

Dalam konsep retail modern, entitas bisnis retail harus dipandang sebagai satu bagian atau mata rantai sistem distribusi barang dari hulu ke hilir. Sebagai perantara antar supplier / distributor dengan konsumen akhir. Karakteristik bisnis retail ditandai dengan adanya penjualan dalam unit terkecil dan dalam partai kecil (small enough quantity) dan adanya impulse buying, serta faktor kondisi toko yang sangat berpengaruh terhadap citra toko.
Kesuksesan suatu entitas bisnis retail dalam penempatan posisinya dipasar, baik pasar konsumsi maupun pasar sumberdaya, sangat dipengaruhi kekuatan dalam faktor internalnya. Faktor internal tersebut, antara lain aspek asets, aspek financial, aspek human resources dan aspek mercendise. Keempat aspek tersebut saling terkait dan memperkuat satu sama lainnya sehingga tidak ada pilihan lain kecuali memperkuat performance kesemua aspek tersebut.
Selain aspek keempat internal tersebut, posisi pasar entitas bisnis retail di kedua sisi pasar (pasar sumberdaya dan pasar konsumsi) juga sangat ditentukan oleh beberapa factor lainnya. Factor-faktor tersebut adalah (1) orientasi pasar, (2) kemampuan bersaing / posisi persaingan, (3) penguasaan informasi dan teknologi, dan (4) kemampuannya untuk menempatkan diri sesuai tuntutan pasar global.
Retail merchandising sebagai suatu pengejantawahan kekuatan internal entitas bisnis retail, dalam konteks kekinian didefinisikan sebagai rangkaian upaya peretail, untuk dalam penyaluran barang dan jasa dari produsen, supplier / distributor ke konsumen akhir sesuai dengan kebutuhannya. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui suatu bentuk kolaborasi aksi secara simultan dengan supplier dalam format system pasokan dan pengelolaan kategori barang yang berorientasi pada kebutuhan konsumen.
Ada 4 fungsi dalam retail merchandising, yaitu pembelian (purchasing), kondifikasi (manajemen data), penanganan barang dagangan dan fingsi penjualan. Fungsi pembelian terkait dengan upaya pengadaan barang melalui hubungan bisnis yang dijalin dengan para supplier. Orientasi fungsi ini adalah pada sisi pasar sumberdaya. Fungsi kondifikasi terkait dengan segenap upaya pengelolaan data barang dengan prinsip category management. Fungsi penanganan barang dagangan terkait dengan segenap upaya yang dilakukan dalam proses keluar-masuknya barang dalam inventory toko. Sedangkan fungsi penjualan berorientasi kepada pasar konsumsi yang merupakan sumber pendapatan dan keuntungan.

Fungsi penanganan barang dagangan meliputi segenap proses yang dimulai dengan proses pemesanan (ordering), penerimaan (receiving), pengambilan barang ke supplier (returning), pemusnahan barang tidak layak jual dan tidak bisa retur (un-saleable & returnable items), dan proses transaksi internal. Sebagai sebuah rangkaian proses, keseluruhan proses keluar-masuknya barang dapat diformulasi dalam konsep keseimbangan inventory, dan turunannya, yaitu konsep pengendalian inventory dan perumusan perhitungan jumlah order barang. Lebih lanjut lagi, konsep keseimbangan ini memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap keberhasilan proses penanganan barang.

 

 

Definisi Pasar Swalayan

Supermarket atau pasar swalayan adalah sebuah toko yang menjual segala kebutuhan sehari-hari. Kata yang secara harfiah yang diambil dari bahasa Inggris ini artinya adalah pasar yang besar. Barang barang yang dijual di supermarket biasanya adalah barang barang kebutuhan sehari hari. Seperti bahan makanan, minuman, dan barang kebutuhan seperti tissue dan lain sebagainya.

Jenis Pasar Swalayan

Selain supermarket dikenal pula minimarket, midimarket, dan hypermarket.

Perbedaan istilah minimarket, supermarket dan hypermarket adalah di format, ukuran dan fasilitas yang diberikan. Contohnya
– minimarket berukuran kecil (100m2 s/d 999m2)
– supermarket berukuran sedang (1.000m2 s/d 4.999m2)
– hypermarket berukuran besar (5.000m2 ke atas)
– grosir berukuran besar (5.000m2 ke atas)
Pasar Swalayan atau toko serba ada dibagi dalam jenis:

Minimarket

Sebuah minimarket sebenarnya adalah semacam “toko kelontong” atau yang menjual segala macam barang dan makanan, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket. Berbeda dengan toko kelontong, minimarket menerapkan sistem swalayan, dimana pembeli mengambil sendiri barang yang ia butuhkan dari rak-rak dagangan dan membayarnya dikasir. Sistim ini juga membantu agar pembeli tidak berhutang.

Sebuah minimarket jam bukanya juga lain dari sebuah supermarket, minimarket circle K jam bukanya hingga 24 jam.

Minimarket yang ada di Indonesia adalah Alfamart, Indomaret, Ceriamart, Starmart, Circle K, dan lain-lain.

Midimarket

Ukuran lebih besar sedikit dari minimarket adalah midimarket, di sini sudah dijual daging dan buah2an. Buka bisa 24 jam atau hanya sampai jam 24 saja. Sebagai contoh adalah Alfa Midi, dan sebagian dari jaringan Giant yang dulunya bernama Hero.

Supermarket

Kalau Supermarket semua barang ada, dari kelontong, sepeda, TV dan camera, furnitur, baju, ikan dan daging, buah2an, minuman, pokoknya serba ada kebutuhan sehari-hari. Contohnya Giant Supermarket, Carrefour Express, Sinar Supermarket[Jawa Tengah], Macan Yaohan[Sumatera Utara], Foodmart, Foodmart Gourmet, Super Indo, dan lain-lain

Hypermarket

Di sini hypermarket adalah supermarket yang besar termasuk lahan parkirnya. Sebagai contoh Carrefour, Hypermart, Giant Hypermarket, dan lain-lain.

Grosir

Disini semua barang tersedia sehingga ada bongkar muat di dalam pusat grosir. Contoh Indo Grosir, Makro [Lotte Mart], dan lain-lain

6 Cara Minimarket dan Swalayan Membuat Anda Belanja Berlebihan

Bagi anda wanita karir, tentu saja informasi “6 Cara Minimarket dan Swalayan Membuat Anda Belanja Berlebihan” akan sangat penting. Info 6 Cara Supermarket Membuat Anda Belanja Berlebihan ini akan membantu anda untuk lebih maju lagi dalam berkarir. Saya doakan semoga karir anda semakin maju.

Judulnya belanja bulanan, tetapi ketika Anda keluar dari Minimarket dan Swalayan, trolley Anda ternyata dipenuhi barang-barang yang tak masuk daftar belanja tersebut. Pemborosan ini terjadi setiap bulan, tetapi Anda tak juga kuasa menghentikannya.

Perlu Anda ketahui, semua supermarket tentu memiliki store designer yang akan menata letak barang-barang sedemikian rupa sehingga menggiring Anda ke tempat-tempat yang menyimpan produk-produk menarik. Belum lagi berbagai promosi harga barang yang memengaruhi Anda untuk membeli barang di luar kebutuhan. Untuk menghindari pemborosan, Anda harus tahu bagaimana mereka mengecoh Anda selama ini.

1. Area pintu masuk dan kasir
Hati-hati dengan jebakan di area pintu masuk atau di kasir. Minimarket dan Swalayan biasanya meletakkan berbagai produk dengan cara yang menggoda iman seorang impulse buyer seperti Anda. Produk-produk, seperti majalah, CD, DVD, snacks, dan berbagai pernak-pernik lain, mungkin tak Anda perlukan, tetapi akan sulit Anda hindari, demikian menurut Kit Yarrow, psikolog dan profesor marketing di Golden Gate University di San Francisco.

Anda mungkin akan mencoba bergegas meninggalkan area tersebut agar tidak tergoda. Namun, Anda bisa juga sengaja berlama-lama di tempat tersebut. Jika Anda berhenti sekarang, Anda cenderung kurang membeli secara impulsif belakangan, ujar Art Markman, profesor ilmu kognitif di University of Texas di Austin.

2. Bahan makanan
Para ahli meyakini bahwa buah dan sayur-sayuran diletakkan di bagian depan supermarket karena membeli makanan yang sehat membuat Anda tidak begitu merasa bersalah. Namun, Paco Underhill, penulis Why We Buy, mengungkapkan alasan yang lebih jelas: Produk bahan makanan memiliki margin keuntungan yang tertinggi dan Anda akan cenderung segera ingin membelinya.

Agar tidak tergoda berbelanja terlalu banyak bahan makanan, lakukan pembelanjaan di area ini belakangan. Selain itu, bahan makanan juga tidak cacat karena tertindih barang-barang lainnya.

3. Penawaran khusus
Terlalu banyak penjualan bisa mendorong lebih banyak pembelian. Berbagai penawaran khusus, seperti beli mi instan lima dapat bonus satu atau beli sampo jenis tertentu bisa dapat sampo jenis lain ukuran kecil bisa mengganggu kemampuan kita menalar. Menurut Yarrow, penawaran semacam itu akan membuat kita tak dapat mempertimbangkan nilai yang sesungguhnya.

Untuk itu, pikirkan nilai benda tersebut yang sebenarnya dan apakah Anda memang membutuhkannya. Jika hal tersebut hanyalah bahasa marketing, tinggalkan saja.

4. Produk-produk tersembunyi
Supermarket biasanya meletakkan barang-barang yang paling laku di lorong bagian tengah. Dengan demikian, Anda harus melewati banyak produk lain sebelum mendapatkan apa yang Anda perlukan. Penelitian menunjukkan bahwa orang membeli apa yang ada di hadapannya, kata pakar ilmu ritel Herb Sorensen, yang juga penulis buku Inside the Mind of the Shopper.

Jika Anda melewati lorong-lorong yang menjebak ini, tetaplah berjalan. Jika barang yang ditawarkan memang tak ada dalam daftar belanjaan Anda, lewatkan saja. Kalau Anda masih menginginkannya sebelum keluar dari supermarket, kembali dan ambillah, tetapi Anda mungkin akan mendapati bahwa barang tersebut tak layak dibeli.

5. Produk private label
Produk-produk yang diberi merek sesuai tempat di mana Anda membelinya, misalnya dari minimarket, supermarket, hingga hipermarket, sering disebut lebih murah daripada produk sejenis dari merek lain. Namun, cara ini tak selalu berhasil. Banyak brand terkenal juga bersaing dengan menawarkan harga yang lebih murah daripada private label, ujar Yarrow.

Karena soal kualitas sebenarnya beda tipis, cara termudah untuk berhemat adalah dengan membandingkan harga.

6. Sampel makanan
Meski Anda tidak lapar, mencicipi sepotong makanan menunjukkan sinyal bahwa tubuh Anda siap makan, kata Markman. Penelitian pun menunjukkan bahwa perubahan fisiologis ini membuat Anda kurang teguh menahan keinginan belanja Anda. Tundalah mencoba sampel itu sampai sebelum keluar dari supermarket sehingga dorongan insulin tidak akan memengaruhi tujuan inti Anda, katanya.

METRO GROUP Siap Memasuki Pasar Indonesia

Sumber : http://www.majalahduit.co.id/

Sebagai divisi penjualan berskala internasional di bawah METRO GROUP, METRO Cash & Carry akan memperkenalkan konsep bisnis grosir B2B yang unik di pasar Indonesia dan akan melayani pelanggan profesional lokal seperti hotel, restoran, katering, kafe, toko makanan kecil dan badan usaha lainnya. Selama 15 tahun terakhir, METRO Cash & Carry telah berhasil membangun 80 jaringan di lima negara Asia, yaitu Cina, India, Jepang, Vietnam dan Pakistan.

Jika semua persyaratan seperti perizinan dan semua lisensi yang diperlukan telah terpenuhi serta lokasi telah ditentukan dan jika lingkungan ekonomi secara keseluruhan di Asia tetap stabil, METRO Cash & Carry melihat ada potensi untuk mendirikan lebih dari 20 toko di Indonesia dalam jangka menengah. Perusahaan berharap dapat membuka toko pertamanya di Indonesia pada 2012. Indonesia akan menjadi negara ke- 34 di mana METRO GROUP hadir dan menjadi anggota ke-31 dalam portofolio internasional METRO Cash & Carry.

“Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta orang dan ekonomi yang tumbuh dengan cepat serta konsumsi domestik yang kuat, Indonesia menawarkan potensi kuat untuk bisnis swalayan grosir kami,” kata Frans WH Muller, anggota Dewan Manajemen METRO GROUP yang mengawasi METRO Cash & Carry di Asia, CIS dan pasar-pasar baru. “Keputusan strategis untuk memasuki pasar yang menjanjikan ini secara efektif menunjukkan ambisi kami untuk membangun sebuah bisnis organik di Asia Tenggara pada umumnya.”

METRO GROUP adalah salah satu perusahaan ritel terbesar dan berskala internasional. Pada 2010, grup ini meraih penjualan sekitar € 67 miliar. Perusahaan ini memiliki 290.000 karyawan tetap dan mengoperasikan lebih dari 2.100 toko di 33 negara. (*/AF)

Kisah Sukses : Dulu Sopir di Arab, Kini Juragan Jaringan Swalayan

Pengalaman bisa ditimba dari mana saja. Asal ada tekad, mimpi yang diperjuangkan membuahkan hasil. Demikian juga yang berlaku pada Trisno Yuwono. Mengawali usia produktifnya sebagai TKI, ia sukses mengembangkan Sari-Sari Swalayan di Blitar.

Di tengah dominasi jaringan minimarket yang berkembang dengan sistem waralaba, masih ada pengusaha di daerah yang bisa bersaing. Salah satunya adalah Sari-Sari Swalayan di Blitar. Tujuh gerai milik Trisno Yuwono itu tetap bisa bertahan dan berkembang dengan omzet total mencapai miliaran rupiah per tahun.

Sejak memulai bisnis ini pada tahun 2000 hingga sekarang, Trisno sudah memiliki tujuh gerai Sari-Sari Swalayan yang tersebar di daerah Blitar dan Tulungagung, Jawa Timur. “Satu gerai bisa menghasilkan omzet lebih dari Rp 10 juta per hari,” kata lelaki kelahiran Blitar, 12 Agustus 1970 ini. Alhasil, ketujuh swalayannya mampu mencatatkan omzet hingga Rp 35 miliar per tahun.

Sebenarnya, menjadi pengusaha eceran bukanlah cita-cita Trisno. Pendidikan terakhir suami Eva Karisma Dewi ini adalah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Blitar, Jawa Timur. “Cuma sebentar kuliah. Saya pikir kalau lulus cuma menjadi guru. Saya memilih keluar tanpa tahu mau bekerja apa,” ujar lelaki berkepala plontos ini.

Peristiwa meletusnya Gunung Kelud yang terjadi pada 1991 mendorong Trisno mencari penghidupan yang lebih baik di kota lain. Targetnya bukan ke Jakarta atau kota besar di Indonesia, ia memilih menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi. “Waktu itu, ada tetangga yang menjadi TKW di Arab pulang. Saya tanya dia bagaimana prosesnya bisa bekerja di Arab,” kenangnya.

Trisno bermimpi, dengan menjadi tenaga kerja di luar negeri, penghidupannya bisa lebih baik ketimbang menjadi seorang guru. “Pada tahun 1991, di Blitar belum banyak yang menjadi TKI. Saat itu saya nekat saja, mencoba-coba,” ujar bapak tiga anak ini.

Kala itu Trisno berstatus pengangguran. Ia nekat pergi ke Surabaya untuk melamar menjadi TKI. “Menurut teman saya, penyalurnya ada di Surabaya,” katanya. Berbekal uang Rp 1,5 juta hasil menjual sepeda motor, ia tidak kesulitan membiayai segala urusan administrasi di perusahaan penyalur TKI tersebut.

Sembari menunggu pengiriman, selama dua bulan Trisno berada di penampungan TKI di Jakarta, tanpa ada pembekalan keterampilan. “Kerjanya cuma makan dan tidur,” katanya. Alhasil, ketika dikirim ke Arab Saudi, dia tidak bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Arab.

Tugas awal Trisno sebagai TKI di Arab Saudi adalah bekerja sebagai sopir di kantor gubernur Kota Tabuk. Karena ketidakmampuan berbahasa asing, ia suka dikerjai majikan dan teman-teman sopirnya yang berasal dari negara lain. Ia juga sering menjadi pesuruh yang mengurusi kebun. Padahal, itu bukan bagian dari kontrak kerja sebagai sopir.

Sebagai sopir, Trisno digaji 800 real atau setara dengan Rp 400.000 kala itu. Setelah setahun bekerja di kantor gubernur, lantaran ketidakcocokan dengan majikan, ia diberhentikan dari pekerjaannya dan disuruh pulang ke Indonesia dengan biaya sendiri. Karena tidak punya uang, ia memilih tetap bertahan di Arab.

Beruntung ada seseorang yang menawarinya pekerjaan sebagai pegawai di toko perabot milik orang Sudan. Trisno digaji 1.350 real. Ia suka bekerja di tempat itu karena majikannya sangat baik. Jam kerjanya pasti antara pukul 07.00 hingga lepas maghrib. “Di toko perabot ini saya belajar menghafal dan menata barang, selain pengelolaan toko,” tuturnya.

Selepas maghrib, Trisno bekerja sebagai pemasok produk pangan asal Indonesia untuk toko sembako milik orang Thailand. “Awalnya, saya iseng saja ngobrol dengan orang Thailand soal bisnisnya. Saya pun memberanikan diri menjadi pemasok barang dari Indonesia,” ujarnya. Yang dia pasok berupa cabai, petai, jahe, dan beberapa bumbu lain.

Berkembang berkat persaingan

Sampai tahun 1999, Trisno masih bekerja dobel. Hasilnya, dia bisa mengantongi tabungan sebesar Rp 20 juta kala itu. “Tahun 1998, kurs dollar sedang tinggi,” ceritanya. Alhasil, tahun 1999, istrinya minta pulang ke Indonesia karena sudah saatnya anak pertamanya sekolah.

Sebagian uang hasil tabungannya dipakai untuk membeli sebidang tanah di kampung halaman, Kademangan, Blitar. “Kebetulan, saya mendapat tempat di dekat pasar. Saya memutuskan membuka toko sembako dengan nama Sari-Sari Swalayan,” katanya.

Kala itu, per hari, gerainya bisa menghasilkan omzet Rp 2 juta. Swalayan Trisno juga menjadi idola di Kademangan.

Trisno semakin mengembangkan bisnisnya lantaran kondisi terdesak. Setelah dua tahun usahanya berjalan, ada jaringan swalayan yang lebih besar dan sudah memiliki banyak cabang berencana membuka cabang baru di Kademangan. “Saya terpacu untuk memperbesar gerai. Untung saja, pemilik rumah yang berimpit dengan swalayan saya menawari untuk membeli rumahnya,” kenangnya.

Alhasil, sebelum swalayan pesaing itu membuka gerai di Kademangan, Sari-Sari Swalayan sudah lebih dulu memperbesar bisnisnya sehingga bisa menyaingi swalayan yang akan buka. Bukan hanya memperluas lokasi, ia juga membuka cabang di tempat lain.

Trisno bersyukur dengan datangnya pesaing di bisnis swalayan. “Kalau tidak ada pesaing, mungkin saya tidak terpikir membuat cabang,” katanya. Terbukti, saat jaringan minimarket dengan sistem waralaba mulai masuk, bisnisnya ikut terdongkrak.

Trisno punya strategi, harga barang di minimarket waralaba sudah diatur oleh pusat. “Karena saya sudah tahu harga pasokannya dan bisa mengatur harga jual, saya leluasa memainkan harga. Dari situ, konsumen akan memilih yang lebih murah,” katanya.

Trisno bilang, saat ini, dia akan memaksimalkan ketujuh gerainya. Meski begitu, dia juga berencana untuk menjajal bidang usaha yang lain. “Mulai tahun ini, saya ingin berbisnis fesyen,” ujarnya. (Fransiska Firlan/Kontan)

Berani Memulai Usaha, Berani Beda

Mengawali usaha tidak selalu di tempat ramai konsumen.Tidak semua pengusaha sukses berasal dari keluarga yang sukses pula secara ekonomi. Sebagian dari mereka adalah orang-orang yang memang merintis usaha tersebut dari bawah. Dari nol. Mereka ini dulunya benar-benar bekerja keras demi mewujudkan mimpi menjadi jutawan maupun miliarder. Mereka pun mempersiapkan konsep bisnis yang matang dari awal. Selain itu, mereka juga … kreatif!CEO Fajar Group Yogi Tyandaru bisa menjadi salah satu contoh wirausahawan tersebut. Saat ini, pria kelahiran 1975 itu mengelola belasan jaringan pasar swalayan Fajar di Kabupaten Kuningan, Jawa barat.Yogi tidak menampik, kesuksesan grup usahanya hari ini berawal dari mimpi. “Kalau tidak pernah bermimpi, bagaimana mungkin Anda menjadikan mimpi itu sebuah kenyataan? Kalau tidak pernah berpikir tentang masa depan, Anda tidak akan pernah mendapatkan masa depan Anda,” ungkap Yogi dalam Bincang Bisnis Kreatipreneur Republika di Universitas Bina Sarana Informatika (BSI), Bandung, Jawa Barat, pekan lalu. Pembicara lain dalam acara yang dibuka Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ini adalah Direktur PT Zahir Internasional, Muhammad Ismail Thalib.Yogi pun tidak segan-segan menceritakan latar belakang keluarga. Yogi bukanlah anak seorang jutawan. Sewaktu masih tinggal di Jakarta, ayahnya sempat membuka toko eceran di dekat rumah. Namun, usaha kecil-kecilan tersebut harus terhenti, justru saat mulai mengalami kemajuan. Pasalnya, rumahnya ‘tergusur’ oleh proyek pembangunan jalan di masa pemerintahan Gubernur Ali Sadikin.Setelah pulang ke tempat asalnya di Kuningan, sang ayah kembali merintis usaha dengan membuka toko eceran lagi di rumah. “Toko itulah yang saya jalankan kemudian hari.” Kata pengusaha berusia 37 tahun ini. Dia mulai menjalankan toko itu pada awal tahun 90-an. Dari toko kecil tersebut usahanya terus mengalami kemajuan.Pada 1995, dia bersama dua saudaranya yang lain beralih usaha dengan membuka toko bahan bangunan (material). Alasan mendirikan toko bangunan ini adalah karena dari awal sudah berniat untuk membuka toko-toko lain. Untuk mendirikan banyak toko, membutuhkan bahan bangunan sehingga harganya bisa ditekan. “Kalau beli bahan (bangunan) dari toko lain, tentu lebih mahal. Tetapi, kalau menggunakan bahan yang ada di toko sendiri, bisa hemat hingga 20 persen. Selain itu, usaha material kami tetap berjalan,” terang Yogi.Supermarket pertamanya dibangun dua lantai dengan luas 4000 m2. Sekarang, supermarketnya sudah berjumlah belasan unit. Luas bangunannya ada yang mencapai 7000 m2 di atas tanah seluas 20 ribu m2. Hingga pekan lalu, Yogi memang fokus bergerak di bisnis supermarket. Omzet laki-laki ini tahun lalu mencapai Rp 140 miliar. Apa saja rahasianya? Yogi membagikan sejumlah kiat sukses berwirausaha kepada 600-an peserta Bincang Bisnis Kreatipreneur tersebut.Konsep blue oceanKreativitas berarti memiliki keunikan atau cara berbeda dengan orang lain. Inilah yang menjadi rahasia utama di balik kesuksesan Yogi bersama Fajar Group. Jika para pengusaha supermarket umumnya membuka bisnis di tempat-tempat ramai, seperti di kampus atau tengah-tengah kota, grup ini tidak demikian. Yogi bersaudara justru mendirikan supermarket di tempat yang terbilang sepi untuk ukuran usaha tersebut.  “Konsep ini disebut dengan istilah blue ocean,” ungkap Yogi. Yaitu, bisnis yang menggunakan prinsip pengembangan wilayah. Pada awalnya, bisnis dimulai dengan membangun masjid di kawasan-kawasan sepi. Dengan begitu, kata dia, orang-orang akan berdatangan. Tidak saja untuk…

SUMBER : http://koran.republika.co.id/koran/219/152012/Berani_Memulai_Usaha_Berani_Beda

PABRIK PT. PANCA HARAPAN

PT. Panca Harapan didirikan di Jakarta pada tahun 1984, dan merupakan perusahaan fabrikasi metal dengan pengalaman bertahun-tahun dalam memproduksi berbagai macam jenis produk metal.

Dengan luas area pabrik sebesar 20.000 m2 di Cileungsi, Bogor, dan di dukung oleh tenaga kerja yang berpengalaman, PT. Panca Harapan dapat memproduksi dengan kapasitas besar.

Pabrik PT. Panca Harapan juga sudah mendapat sertifikasi ISO 9001:2000 Quality Management System yang dikeluarkan oleh Sucofindo sejak tahun 2004.